Phubbing vs Relationship Membongkar Masalah Komunikasi Sosial dalam Terang Dialegtika Hegel

Authors

  • Yeremias Piru Institut Filsafat dan Teknologi Kreatif Ledalero
  • Yohanes Nelson Mbake Institut Filsafat dan Teknologi Kreatif Ledalero
  • Yohanes Eufo Djawa Pasi Institut Filsafat dan Teknologi Kreatif Ledalero
  • Petrus Alexander Jogo Kedang Institut Filsafat dan Teknologi Kreatif Ledalero

DOI:

https://doi.org/10.55681/armada.v2i5.1312

Keywords:

Dialegtika Hegel, Disrupsi Digital, Etika Komunikasi, Phubbing

Abstract

Komunikasi dewasa ini menjadi satu topik hangat yang selalu digaungkan di Abad 21. Dalam berbagai diskusi para cendekiawan, komunikasi sosial dilihat sebagai satu masalah serius dewasa ini. Tak dapat disangkal, etika berkomunikasi dewasa ini memiliki perubahan yang sangat jauh dari peradaban komunikasi sebelumnya. Manusia terjabak dalam disrupsi digital, sehingga kebijaksanaan manusia menjadi hilang ketika tenggelam dalam dunia digital. Sejalan dengan itu, gereja melalui Paus Fransiskus melanggengkan masalah disrupsi digital dengan gaungan profetisnya mengenai kebijaksanaan hati manusia. Terlepas dari itu, Paus Fransiskus berefleksi bahwa krisis kemanusiaan bertolak belakang dengan kekayaan rasio manusia akan teknologi. Perbedaan yang sangat kontras ini melahirkan suatu konsepsi baru: Manusia Kehilangan Kebijaksanaan.

Sejalan dengan pesan profetis Paus Fransiskus, kelompok secara sadar mencoba mengangkat masalah Phubbing sebagai satu bentuk masalah humanisme yang terjadi di kalangan kaum muda. Phubbing adalah satu fenomena baru serentak menjadi ‘penyakit sosial‘. Disini, Phubbing dilihat sebagai bentuk krisis kemanusiaan yang baru dimana komunikasi menjadi semakin sulit dipahami berdasarkan arti harafiah. Kelompok coba membingkai tema ini dengan mencoba melihat bagaimana maksud Hegel menggambarkan dialegtika. Hegel sendiri berusaha menjelaskan dialegtikanya yang ia runut dari yang terendah menuju satu hasil dialegtika yang mendamaikan antara konsepsi pemikir satu dan pemikir yang lain. Artinya, secara implisit, Hegel mencoba menjelaskan bagaimana komunikasi dijadikan sebagai bentuk diskusi filosofis sekaligus melanggengkan maksud kedua subjek agar maksud dan tujuan tersampaikan. Lalu, bagaimana dengan perkembangan teknologi? Apakah secara tak langsung ia membatas ruang gerak manusia dalam berinteraksi? Ataukah sebaliknya, ia malah membangun sebuah dialegtika yang sama sekali baru di Abad 21?

Karena itu, melalui tulisan ini, kelompok coba memantik kita untuk sejenak berdiskusi lebih jauh mengenai sistem komunikasi kita di abad 21. Phubbing adalah bentuk komunikasi baru yang harus didalami, tidak bermaksud menghilangkan. Karena itu, bagaimana kita memahami Phubbing sebagai satu bentuk penyakit sosial?

Downloads

Download data is not yet available.

References

Batmomolin, Lukas dan Fransisca Hermawan. Budaya Media: Bagaimana pesona media elektronik memperdaya anda. Ende: Penerbit Nusa Indah, 2003

Copleston, Frederick. Filsafat Hegel. Terj. Renanda Yafi Atolah. Yogyakarta: BASABASI, 2022

Lukas Batmomolin dan Fransisca Hermawan, Budaya Media (Ende: Nusa Indah, 2003), hlm. 121

Mangunhardjana, A. Isme-isme dalam etika dari A sampai Z. Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 1999

Rachdian, Muhammad. “Dialegtika Hegel (Tesis-Antitesis-Sintesis) dalam Etika dan Filsafat Berkomunikasi Era Kontemporer.“ Jurnal Komunikasi 12 (2021). 28 Maret 2024

Rosidah, “Perilaku Phubbing.” Jurnal Pendidikan 9 (2020). 28 Maret 2024 <http://ethese.iainkediri.ac.id/2494/3/933400416%20bab2.pdf>

Sutrisno, Mudji. Humanisme, Krisis, Humanisasi. Jakarta: Penerbit OBOR, 2001

Downloads

Published

2024-05-15

How to Cite

Piru, Y., Mbake, Y. N., Pasi, Y. E. D., & Kedang, P. A. J. (2024). Phubbing vs Relationship Membongkar Masalah Komunikasi Sosial dalam Terang Dialegtika Hegel. ARMADA : Jurnal Penelitian Multidisiplin, 2(5), 314–320. https://doi.org/10.55681/armada.v2i5.1312