KOLABORASI PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS MASYARAKAT MENUJU DESA WISATA KATEGORI MAJU DI DESA TANJUNG PUNAK KECAMATAN RUPAT UTARA KABUPATEN BENGKALIS

Authors

  • Abdul Sadad Universitas Riau
  • Harapan Tua Ricky Freddy Simanjuntak Universitas Riau
  • Nurlaila Meilani Universitas Riau
  • Geovani Meiwanda Universitas Riau
  • Khairul Amri Universitas Riau

DOI:

https://doi.org/10.55681/swarna.v2i9.874

Keywords:

Kolaborasi, Pengelolaan, Wisata, Rupat Utara

Abstract

Industri wisata merupakan suatu sumber pemasukan devisa yang penting untuk negara berkembang yang memiliki kekayaan sumber daya alam dan budaya yang unik dan tinggi. Usaha mengembangkan suatu daerah tujuan wisata harus memperhatikan berbagai faktor yang berpengaruh terhadap keberadaan suatu daerah tujuan wisata. Faktor-faktor itu terkait lima unsur pokok yang harus ada dalam suatu daerah tujuan wisata, yang meliputi obyek dan daya tarik wisata, prasarana wisata, tata laksana, atau infrastruktur serta kondisi dari masyarakat atau lingkungan. Kabupaten Bengkalis merupakan salah satu daerah tujuan objek wisata. Umumnya potensi Pariwisata di Kabupaten Bengkalis belum tergarap secara baik, akan tetapi sangat prospektif untuk dikembangkan. Geografis Kabupaten Bengkalis yang terdiri dari alam berupa hutan dan memiliki keindahan alam laut yang mempesona serta suasana kehidupan masyarakat dan budaya daerah yang bersifat khas Melayu kepulauan, sehingga menjadi salah satu daerah tujuan wisata di Provinsi Riau yang menarik. Untuk meningkatkan daya tarik wisatawan yang berkunjung ke daerah ini perlu dilakukan kolaborasi dengan berbagai stakeholder yang terlibat seperti pemerintah, swasta, akademisi, masyarakat, dan media massa. Di samping itu, pemberdayaan dilakukan terutama bagi masyarakat di sekitar lokasi wisata. Pemberdayaan yang diberikan berupa pembentukan kelompok sadar wisata, melakukan inovasi dan menumbuhkan ekonomi kreatif masyarakat yang ditujukan terutama untuk wisatawan. Beberapa permasalahan yang muncul dalam pengelolaan pariwisata di desa ini diantaranya ialah minimnya kolaborasi dari berbagai stakeholder yang terlibat dalam kegiatan wisata. Untuk mengatasi hal tersebut dilakukan penyuluhan tentang kolaborasi pengelolaan wisata agar adanya peningkatan apresiasi masyarakat sekitar obyek wisata alam. Hasil pelaksanaan pengabdian masyarakat ini dapat disimpulkan bahwa terdapat kesesuaian materi dengan kebutuhan aparatur pemerintahan desa dan masyarakat dalam upaya kolaborasi pengelolaan wisata berbasis masyarakat. Adanya respon yang positif dari peserta, yang ditunjukkan dengan pertanyaan dan tanggapan yang diberikan selama pelaksanaan pengabdian. Sebagian besar peserta telah memahami arti pentingnya kolaborasi pengelolaan pariwisata pantai dalam rangka pembangunan wisata berbasis masyarakat di desa Tanjung Punak.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Ardika, I Wayan. 2003. Pariwisata Budaya Berkelanjutan: Refleksi dan

Harapan di Tengah Perkembangan Global. Denpasar: Program Studi Magister (S2) Kajian Pariwisata, Program Pascasarjana Universitas Udayana.

Cooper, Chris, dkk. 2006. Tourism, Principles and Practice., Prentice Hall.,Harlow.

Duran, C. 2013. “Governance for the tourism sector and its measurement”, Issue Paper

Emerson, K., Nabatchi, T. and Balogh, S. 2011. “An integrative framework for collaborative governance”, Journal of Public Administration Research and Theory, Vol. 22 No. 1, pp. 1-29.

Hakim, L. 2004. Dasar-Dasar Ekowisata. Edisi Pertama., Cetakan Pertama., Bayumedia Publishing., Jawa Timur.

Husein, Umar. 2002. Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen.,Gramedia Pustaka Utama., Jakarta.

I Gde Pitana., & Putu G, Gayatri. 2005. Sosiologi Pariwisata., Andi Offset., Yogyakarta.

Lokantara, I Gede Wyana, Rafi’I Muhammad. 2017. Identifikasi Tipologi Destinasi Wisata Dan Strategi Pengembangannya Sebagai Upaya Mewujudkan Pariwisata Kabupaten Karangasem Berbasis Wisata Konservasi. Prosiding Seminar Nasional Multi Disiplin Ilmu & call For Papers Unisbank Ke-3 (Sendi_U 3) 2017. ISBN:9-7-89-7936-499-93

Natori, Masahito. 2001. A Gudebook For Tourism Based Community Development. Aptec Osaka-Japan.

Pendit, Nyoman S. 1999. Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana., Pradnya Paramita., Jakarta.

Peraturan Pemerintah. 2021. Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2021 Tentang Pedoman Destinasi Pariwisata Berkelanjutan.

Rangkuti, F. 2001. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Series STSA/IP/ 2013/01, UNWTO Statistics and TSA, Madrid, October 2013

Suwantoro, G. 1997., Dasar-dasar Pariwisata., Andi., Yogyakarta.

Undang-undang Republik Indonesia No. 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan

Yoeti, Oka, A. 1997. Pengantar Ilmu Pariwisata, Penerbit Angkasa, Bandung.

Downloads

Published

2023-09-21

How to Cite

Sadad, A., Simanjuntak, H. T. R. F., Meilani, N., Meiwanda, G., & Amri, K. (2023). KOLABORASI PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS MASYARAKAT MENUJU DESA WISATA KATEGORI MAJU DI DESA TANJUNG PUNAK KECAMATAN RUPAT UTARA KABUPATEN BENGKALIS. SWARNA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 2(9), 962–968. https://doi.org/10.55681/swarna.v2i9.874