POLA DISTRIBUSI DAN MARGIN PEMASARAN BAWANG MERAH DI KOTA PAREPARE

Authors

  • Titus Indrajaya Universitas Respati Indonesia
  • Ardi Maulana Universitas Respati Indonesia
  • Sri Yulianti Universitas Respati Indonesia
  • Sakti Brata Ismaya Universitas Respati Indonesia
  • Ani Nuraini Universitas Respati Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.55681/economina.v1i2.74

Keywords:

Pola Distribusi Pemasaran, Margin Pemasaran, Bawang Merah

Abstract

Permintaan dan kebutuhan bawang merah yang tinggi menyebabkan komuditas ini memberikan keuntungan untuk diusahakan. Fluktuasi harga bawang merah cenderung mengikuti jumlah produksi, apabila produksi meningkat harga cenderung turun. Rendahnya produksi bawang merah di Kota Parepare menyebabkan pedagang harus mendatangkan dari luar kota untuk memenuhi kebutuhan konsumen, sehingga dibutuhkan pola distribusi pemasaran yang lebih efisien. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pola distribusi pemasaran bawang merah di Kota Parepare, menganalisis margin pemasaran pada setiap pola distribusi pemasaran bawang merah di Kota Parepare. Analisis data dilakukan secara deskriptif dan analisis margin pemasaran pada masing-masing saluran distribusi pemasaran.Hasil Penelitian menunjukkan bahwa pola distribusi bawang merah yang berasal dari Kab. Enrekang terdiri atas 3 pola distribusi pemasaran sedangkan bawang merah yang berasal dari Kab. Bantaeng terdiri atas 2 pola distribusi pemasaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat dua saluran  pemasaran  bawang  merah  didesa  Banti  Kecamatan  Baraka  Kabupaten  Enrekang  yaitu: Saluran I : Petani ke Pedagang pengumpul kemudian ke Pedagang pengecer lalu Konsumen akhir Saluran II : Petani ke Pedagang pengecer kemudian ke Konsumen akhir, Marjin pemasaran tiap lembaga pemasaran yaitu saluran I Petani memperoleh keuntungn sebesar Rp 2.997 /Kg, pedagang pengumpul sebesar Rp 1.562 /Kg, pedagang pengecer sebesar Rp 1.572 /Kg dan saluran II Petani memperoleh keuntungan sebesar Rp 2.942 /Kg pedagang pengecer Rp 2000 /Kg. Tingkat efisiensi saluran pemasaran bawang merah desa Banti menunjukkan bahwa saluran II lebih efisiensi debanding saluran I dengan nilai 3,85% dan saluran II 4.59%.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Arwanti, Sitti. 2016. Sistem Pemasaran dan Nilai Tambah Produk Olahan Ubi Jalar Kecamatan Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar. Jurnal Program Studi Agribisnis, Universitas Muhammadiyah Makassar.

Ningsih, Kustiawati. 2012. Analisis Saluran dan Marjin Pemasaran Petani Jambu Air Camplong (syzygium aqueum), jurnal Fakultas Pertanian, Universitas Islam Madura vol 3 No. 1

Nurcahyati Eneng,2019. Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Banten. Saat memberi sambutan pada Fasilitas Pertemuan Good Handling Partices (GHP) Komoditas Hortikultura pada Komoditas Cabai Merah, Bawang Merah, Melon, dan Manggis, di Hotel Maribella, Serang,

Pabbo, Baharuddin. 2013. Analisis Marjin Pemasaran Sapi Bali Pada Kelompok Tani Ramah Lingkungan di Desa Galung Kecamatan Barru Kabupaten Barru. Skripsi Agribisnis, Fakultas Pertanaian Peternakan dan Perikanan, Universitas Muhammadiyah Parepare.

Resky Mayasari, Z. S. dan Nurhapsa 2017. Pola Distribusi dan Margin Pemasaran Bawang Merah di Kota Parepare

Roedy. 2014. Teknologi Hortikultura. IPB Press: Bogor.

Roesmawaty, 2011. Analisis Efisiensi Pemasaran. Jurnal Agribisnis

Soekartawi, 2001. Pengantar Agroindustri. Raja Grapindo Persada. Jakarta.

Downloads

Published

2022-10-15

How to Cite

Indrajaya, T., Maulana, A., Yulianti, S., Ismaya, S. B., & Nuraini, A. (2022). POLA DISTRIBUSI DAN MARGIN PEMASARAN BAWANG MERAH DI KOTA PAREPARE. JURNAL ECONOMINA, 1(2), 334–346. https://doi.org/10.55681/economina.v1i2.74