Sejarah Marga (Tarombo) Tumanggor Sebagai Upaya Pengenalan Jati Diri
DOI:
https://doi.org/10.55681/armada.v2i10.1522Keywords:
Jati Diri, Marga, TumanggorAbstract
Studi ini mengulas sejarah marga (tarombo) Tumanggor yang merupakan keturunan dari Raja Tanggor sebagai salah satu upaya pengenalan jati diri. Tarombo atau silsilah keluarga merupakan identitas yang sangat penting dalam masyarakat Batak. Setiap orang Batak dituntut harus mampu menjelaskan silsilah diri dan keluarganya, termasuk rumpun marga, nomor urut keturunan, asal muasal, dan kampung asal mereka dan kedua orangtuanya. Jika tarombo tidak diketahui, seseorang dari suku Batak akan kehilangan jati diri. Hal ini karena kesulitan berinteraksi dengan sesama, terutama dalam kegiatan adat. Pengetahuan tentang tarombo tidak hanya berhenti pada silsilah diri sendiri, tetapi juga harus mengetahui silsilah marga dari pihak istrinya dan keluarga orangtuanya istrinya. Metode yang digunakan dalam menyusun studi ini adalah metode kepustakaan, studi arsip/dokumen dan wawancara. Pertama-tama dikumpulkan berbagai publikasi, dokumen yang beredar. Kemudian bahan tersebut dianalisa secara kritis. Dilakukan juga wawancara dengan beberapa tokoh marga Tumanggor terkait dengan sejarah marga Tumanggor. Diperoleh hasil bahwa marga Tumanggor merupakan penamaan marga bagi seluruh keturunan dari si Raja Tanggor. Si Raja Tanggor sendiri adalah anak kedua dari Tuan Nahoda Raja Simbolon. Si Raja Tanggor memiliki dua anak Gala dan Galung Si Gala tinggal di Parik Mejan di Alahan, sedangkan si Galung bermukim di Kuta Male dan sekitar Kutagalung, Kabupaten Humbang Hasundutan, Sumatera Utara. Dari sanalah kemudian keturunan Gala dan Galung menyebar ke daerah lain. Hasil studi ini merupakan rangkuman dari berbagai sumber dan masih terbuka untuk didiskusikan demi perbaikan penulisan tarombo marga Tumanggor di masa yang akan datang.
Downloads
References
Barbier-Mueller, Jean Paul (2011). The Kalasan Batak, Fondation Culturelle: Musee Barbier-Mueller,153-159.
Meyani (2016). Pentingnya Martarombo bagi Orang Batak Toba, dalam: https://analisadaily.com/berita/arsip/2016/1/30/210008/pentingnya-martarombo-bagi-orang-batak-toba/
Promes, P.H.J.A. & Joosten, L. (1993, 2017). Silsilah Batak, Medan: Bina Media Perintis.
Sangti, Batara (1978). Sejarah Batak, Balige: K. Sianipar Company.
Siahaan, N. (1964). Tarombo Batak, Penerbit Napitupulu.
Simarmata, L.S. (2016). Silsilah dan Asal-Usul Marga-Marga Batak dari Siraja Batak, Penerbit Subur Grafika.
Sinaga, Richard (2015). Silsilah Marga-Marga Batak, Jakarta: Dian Utama dan Kerabat, 126-128.
Situmorang, Bonar (2022). "Deskripsi Unsur-unsur Budaya Dari Desa Asal Mula Marga Tumanggor". Buletin Haba Karya Budaya di Propinsi Aceh dan Sumatera Utara. 102 (ISSN: 1410 - 3877): 12–17.
Tim Penulis Tarombo Raja Tanggor (1978). Raja Tanggor, Kuta Male Hutagalung Sionom Hudon Tonga, 1-10.
Tinambunan, Wasi (2011) Cerita Rakyat Sionom Hudon Sumatera Utara, Medan: Penerbit Mitra
Wikipedia (2024). Tumanggor, dalam: https://id.wikipedia.org/wiki/Tumanggor#Keturunan_Tumanggor_Gala diakses 17 September 2024 pukul 08:18 WIB.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2024 Raja Oloan Tumanggor
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.